PPID Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang

Pompanisasi Solusi Kementan, Guna Mendorong Percepatan Peningkatan Produksi dan Kesejahteraan Petani Batola




Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Pemerintah Kabupaten Batola menggelar pelatihan ini pada tanggal 23-25 Oktober 2024, dengan tujuan memberikan keterampilan baru kepada para petani dalam menghadapi tantangan kekeringan dan kelimpahan air saat musim penghujan. Sehingga distribusi air dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

Mereka dilatih cara menggunakan pompa air, pemeliharaan mesin pompa dan pembekalan kompetensi merawat mesin secara mandiri hingga kalkulasi kebutuhan air irigasi/drainase secara efisien.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang dikenal dengan berbagai inovasi pertaniannya, menegaskan bahwa pompanisasi adalah salah satu langkah penting dalam meningkatkan ketahanan pangan Indonesia.

Namun, bagi petani di Batola, pelatihan ini bukan sekadar teori. Pompanisasi di lapangan terbukti menjadi penolong di tengah ancaman gagal panen akibat kekurangan/kelimpahan air.

Sinergi penyuluh dan petani sangat penting di sini. Dengan pelatihan ini, mereka bisa saling bantu untuk memastikan lahan tidak mengalami kekeringan,” kata Santi.

Diharapkan kedepan dapat melayani anggota kelompok petani mulai penyediaan Alsintan, bibit, pupuk, pestisida secara mandiri atau kolaborasi, teknologi budidaya kekinian , panen dan pengelolaan pascapanen, hingga hilirisasi pasar,jaminan Asuransi dan networking bisnis” Tambah Budiono.

Inilah yang membuat para petani optimistis bisa meningkatkan hasil panen mereka di musim-musim mendatang.

Dengan teknologi pompanisasi, Batola tak lagi hanya bergantung pada alam. Kini, para petani di sana punya kendali lebih besar atas lahan mereka, membuka peluang baru untuk peningkatan hasil panen dan kesejahteraan.

Kita berikan pemahaman kepada petani agar mereka bisa mandiri dalam memelihara dan mengoperasikan pompa irigasi, sehingga tidak lagi mengandalkan bantuan luar dan menambah biaya produksi untuk mengatasi kekeringan juga kelimpahan air, ujar Wahida.