Gelar Pelatihan Vokasi Alsintan, Ini Paparan Kabag Umum BBPP Binuang
BINUANG, Pengembangan pertanian modern untuk menyejahterakan dan muliakan petani, merupakan salah satu kebijakan pemerintah. Ini juga sebagai langkah mengutamakan keberpihakan kepada petani yang dicirikan dengan penggunaan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan).
Penggunaan Alsintan, di mana dilakukan mulai dari pengolahan lahan sampai dengan tahap panen dan pasca panen sehingga merubah kegiatan usaha pertanian dari sistem tradisional menuju pertanian modern. Pada tahun 2010 hingga 2014, jumlah bantuan Alsintan yang dibagikan tidak lebih dari 50.000 unit.
Sementara pada tahun 2015 sampai 2017, bantuan Alsintan berbagai jenis yang dibagikan pemerintah kepada petani masing-masing naik berjumlah lebih dari 600 persen. “Perlu diakui langkah yang diambil Menteri Pertanian ini merupakan langkah awal dan sejarah untuk kemajuan sektor pertanian Indonesia,” tutur Kepala Bagian Umum BBPP Binuang, Tata Sukmara S.Sos, M.Pd saat memberikan sambutan dalam pembukaan Pelatihan Vokasi Alsintan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang, Senin (7/10/2019).
Bahkan, lanjut Tata, di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, hampir 80 persen anggaran Kementerian Pertanian lebih berorientasi untuk kemakmuran para petani.
Sampai tahun 2019, bantuan Alsintan tetap diberikan kepada petani. “Penggunaan Alsintan dari aspek ekonomi terbukti mampu meningkatkan produktivitas komoditas pangan dan pendapatan keluarga petani, sehingga proses produksi beras bisa lebih efisien,” jelasnya.
Menurut Tata, melalui penggunaan Alsintan pada setiap tahap kegiatan produksi pertanian, panen dan pasca panen mampu menghemat biaya pengolahan tanah, biaya tanam, biaya penyiangan, dan biaya panen karena sebagian besar tenaga kerja sudah diganti oleh penggunaan alsintan yang jauh lebih efisien.
“Secara sederhana, penggunaan Alsintan mulai dari olah sawah hingga panen dapat menekan biaya produksi padi. Hal ini tentu mampu memberikan tambahan pendapatan bagi petani beserta keluarganya,” terangnya.
Selain itu, modernisasi pertanian diharapkan mampu mendorong minat masyarakat khususnya generasi milenial terhadap dunia pertanian.
Tata mengungkapkan, sebelumnya pertanian dipandang sebelah mata sebagai pekerjaan untuk orang yang kurang berpendidikan dan miskin, bekerja penuh lumpur di bawah terik sinar matahari serta lebih banyak mengandalkan kerja otot.
“Kini kehadiran generasi milenial di sektor pertanian akan merubah paradigma di atas menjadi 360 derajat,” imbuh Tata. Pertanian merupakan pekerjaan yang menjanjikan dan dapat ditekuni secara profesional serta tidak lagi mengandalkan otot saja, tapi disertai dengan kecerdasan otak serta skill untuk menjalankannya.
“Pendapatan yang diperoleh sebagai petani tidak kalah menariknya dan bahkan lebih besar dari upah atau gaji dari seseorang yang bekerja pada sektor non pertanian,” pungkas Tata.
Pelatihan Vokasi Alsintan di BBPP Binuang ini sendiri dilangsungkan selama lima hari, mulai 7 hingga 11 Oktober 2019.[bayu]