PPID Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang

Pengendalian OPT dengan menggunakan Tanaman Refugia




 Tanaman Refugia merupakan  berbagai jenis tumbuhan atau tanaman yang dapat mengundang dan menyediakan musuh alami seperti predator dan parasitoid sebagai mikrohabitanya, tujuannya adalah sebagai pengendali OPT secara alami.  Sementara definisi tanaman refugia menurut adalah pertanaman beberapa jenis tumbuhan yang dapat menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lain bagi musuh alami seperti predator dan parasitoid.

 
 
 
Pada saat ini Tanaman refugia ini sedang menjadi viral di media sosial hal tersebut dikarenakan tanaman ini ditanam dipinggiran atau pematang lahan pertanian yang menjadikan lahan pertanian menjadi tampak lebih instagramable sehingga sering dijadikan sebagai tempat untuk selfie. Disatu sisi selain memberikan kesan indah dan bagus pada lahan pertanian, tanaman ini mempunyai manfaat yang lain yitu juga berfungsi sebagai tanaman yang bisa mengendalikan serangan OPT secara alami, hal ini sangat dianjurkan karena akan tetap menjaga kelestarian agrosistem dilahan pertanian.
 
 
 
Saat ini, penggunaan pestisida maupun insektisida dianggap sudah wajar dan seperti sebuah keharusan untuk mengatasi serangan hama atau organisme pengganggu tanaman (OPT) lainnya. Padahal, penggunaan pestisida berbahan kimia bisa menjadi sumber racun bagi manusia ketika mengonsumsi produk pertanian yang terlanjur menyerap zat-zat yang terdapat pada pestisida maupun insektisida tersebut.
 
 
 
Pestisida yang banyak digunakan biasanya merupakan bahan kimia toksikan yang unik, karena dalam penggunaannya, pestisida ditambahkan atau dimasukkan secara sengaja ke dalam lingkungan dengan tujuan untuk membunuh beberapa bentuk kehidupan. Idealnya pestisida hanya bekerja secara spesifik pada organisme sasaran yang dikehendaki saja dan tidak pada organisme lain yang bukan sasaran. Namun kenyataanya, kebanyakan bahan kimia yang digunakan sebagai pestisida tidak selektif dan malah merupakan toksikan umum pada berbagai organisme, termasuk manusia dan organisme lain.
 
 
 
Salah satu alasan petani menggunakan pestisida kimia adalah karena pada dasarnya petani telah mengeluarkan modal yang cukup besar untuk menjalankan usaha taninya, sehingga tentu saj sangat wajar kalau para petani tidak mau menanggung resiko kegagalan dalam usaha taninya. Oleh karena itu, petani perlu beralih ke cara yang lebih alami dalam mengendalikan hama ataupun OPT agar bisa menghasilkan produk pertanian yang lebih sehat dan segar. Salah satu cara tersebut adalah dengan memanfaatkan tanaman hias yang disebut dengan refugia.
 
 
 
Teknik menggunakan tanaman refugia adalah salah satu cara pengendalian hama dengan menggunakan tanaman hias yang ditanam di pinggiran lahan pertanian untuk menarik minat serangga pemakan hama tanaman, lalu menjadi rumah dan sumber pakan bagi predator alami hama tersebut. Teknik ini sudah pastinya lebih ekonomis dan ramah lingkungan apabila dibandingkan dengan penggunaan pestisida.
 
 
 
Kemudian yang tak kalah pentingnya adalah produk pertanian yang dihasilkan juga akan lebih sehat dan bebas dari penggunaan bahan kimia yang bisa merugikan kesehatan. Selain itu, penanaman tanaman hias di pinggiran lahan pertanian juga akan menambah keindahan areal pertanian dan semangat petani dalam bekerja. Secara singkat, teknik refugia merupakan teknik pengendalian hama yang memanfaatkan tumbuhan, yang berpotensi sebagai habitat (tempat tinggal) musuh alami hama.
 
 
Salah satu cara pengendalian hama tanaman padi dengan memanfaatkan tanaman hias dikenal dengan sebutan Refugia. Menurut berbagai sumber, refugia merupakan suatu area yang ditumbuhi beberapa jenis tumbuhan yang dapat menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lain bagi musuh alami seperti predator dan parasitoid. Teknik Refugia lebih tergolong ekonomis dan juga tentu saja lebih ramah lingkungan dan kesehatan, karena dengan menggunakan teknik ini kita tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang justru merugikan kesehatan.
Refugia bias merupakan tanaman bunga-bunga yang ada di galangan atau pinggir sawah. Tanaman hias itulah yang akan menarik serangga, lalu menjadi tempat hidup dan berlindung musuh alami hama tanaman padi (wereng dan penggerek batang). Cara ini telah diuji coba di Vietnam dengan menanam tanaman bunga dan sayur di pematang sawah.
 
 
 
Dengan adanya tanaman hias di pinggir sawah, musuh alami tersebut lebih sehat dan daya hidupnya lebih lama. Saat menyerang OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) pun lebih gesit dibanding tidak ada refugia, karena musuh alami hanya mengkonsumsi pakan dari pinggir sawah. Musuh alami tersebut menjadi sahabat petani dalam menyerang hama penyakit.
 
 
 
Banyak alternative yang bisa dilakukan dalam memilih tanaman refugia, dimana salah satu alternatifnya, tetapi lebih baik adalah tanaman yang berbunga. Refugia tanaman berbunga tidak semuanya dapat digunakan sebagai usaha konservasi musuh alami, terkadang mendatangkan serangga hama yang tidak kita kehendaki.
Ada beberapa tanaman atau tumbuhan yang tergolong refugia, adapun golongan tanaman tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tanaman Hias sebagai refugia
Tanaman hias yang tergolong refugia contohnya adalah Bunga matahari (Helianthus annuus), Kenikir (Cosmos caudatus) dan bunga kertas zinnia (Zinnia peruviana), (Zinnia acerosa), (Zinnia bicolor), (Zinnia grandiflora), (Zinnia elegans).
2. Tumbuhan gulma sebagai refugia
Mungkin kita sedikit kesal jika pematang sangat banyak ditumbuhi gulma, taernyata ada beberapa gulma yang sangat berguna sebagai refugia seperti gulma Babadotan (Ageratum conyzoides), Ajeran (Bidens pilosa L.), legetan (Synedrella nodiflora),pegagan (Centella asiatica), rumput setaria (Setaria sp.) dan Bunga tahi ayam (Tagetes erecta).
3. Tanaman Budidaya sebagai refugia
Tanaman budidaya seperti jagung (Zea mays), kacang panjang (Vigna unguiculata ssp. sesquipedalis) dan bayam (Amaranthus spp.).
 
 
Salah satu tanaman yang memiliki potensi besar sebagai refugia adalah tanaman bunga matahari, tanaman kenikir dan tanaman bunga kertas (zinnia). Hal ini dikarenakan ketiga tanaman ini mempunyai bunga yang mencolok dan dan mempunyai warna yang diminati musuh alami.  Tanaman kacang panjang juga ternyata sangat cocok digunakan untuk usaha konservasi musuh alami. Tanaman kacang panjang ini bisa diambil manfaat secara langsung (kacang dan lembayung) dan secara tidak langsung (sebagai refugia).
Kelebihan bunga kertas, selalu mekar dan bunganya beraneka warna sehingga banyak dikunjungi serangga dari berbagai jenis kupu-kupu, semut, kumbang, laba-laba dan lebah. Kelebihan lain tanaman ini mudah ditanam (cepat tumbuh), bibit mudah diperoleh, regenerasi tanaman tergolong cepat dan kontinyu.
 
 
Ada juga beberapa jenis gulma yang dapat digunakan sebagai refugia asteraceae (keluarga aster). Gulma ini ditata pada jalur khusus jenis gulma berbunga ini akan menarik serangga musuh alami, pengaruh gulma terhadap tanaman pokoko tidak terlalu berarti, bahkan meningkatkan stabilitas ekologi pertanian. Selain gulma, tumbuhan liar yang berbunga disekitar lahan pertanian juga berpotensi menjadi refugia, yaitu antara lain jenis S`ynedrella nodiflora, Centella asiatica, Setaria, Borreria repens, dan Arachis pentoi.
 
 
Tetapi perlu juga di ingat bahwa tidak semua tanaman bisa menjadi tanaman refugia, salah satu syarat tanaman bisa digolongkan  menjadi tanaman refugia adalah:
1. Warna tanaman dan bunga yang mencolok, biasanya warna kuning
2. Benih/bibit mudah diperoleh
3. Mudah ditanam
4. Regenerasi tanaman cepat dan berkelanjutan
5. Cocok dijadikan tanaman multiple crop
Kemudian juga bahwa hal yang perlu diperhatikan dalam menanam tanaman refugia adalah diusahakan dalam menanam tanaman refugia agar jangan terlalu dekat dengan komoditas utama hal ini dimaksudkan agar agar tidak berebut unsur hara dan air. Selain itu, penyemprotan hanya saat populasi hama sudah tinggi. Diharapkan agar serangga menguntungkan yang sudah ada di lahan tidak ikut terbunuh saat penyemprotan.
 
 
Tanaman refugia biasanya  cocok ditanam di sekitar pematang sawah dan penanamannya pun agar supaya diusahakan ditanam sejajar dengan maksud agar sinar matahari  tidak menganggu sinar matahari pada tanaman utama. Penanaman pada lahan kering juga dapat dilakukan di pinggiran tanaman sayuran dan ditanam pada saat dilakukannya pengolahan tanah agar tanaman refugia sudah berbunga ketika tanaman sayuran beranjak dewasa. Penanaman tanaman refugia juga disarankan jangan terlalu rimbun agar tidak mengundang tikus untuk bersarang.
 
 
Pemanfaatan tanaman refugia sebagai mikrohabitat serangga hama dan musuh --musuh alami dapat diterapkan di lahan persawahan maupun lahan sayuran untuk mengendalikan hama secara almiah. Penanaman refugia akan mengurangi biaya usaha tani untuk pengendalian hama sehingga keuntungan petani dapat meningkat dan lingkungan terjaga secara berimbang. Selain menjaga keseimbangan lingkungan juga dapat menyejukkan mata manakala lahan pertanian yang subur dengan dikelilingi tanaman bunga yang mekar
 
 
Manfaat Tanaman Refugia
Beberapa keuntungan dari tanaman refugia  bagi para petani, antara lain:
1. Menambah semangat kerja bagi petani karena keindahan bunga refugia
3. Pada daerah tertentu, lahan pertanian bisa dijadikan sebagai tempat wisata sederhana dan menambah pemasukan bagi petani
 
 
Referensi :
Allifah AF, et al. 2013. Refugia sebagai Microhabitat Untuk Meningkatkan Peran Musuh Alami di Lahan Pertanian. Prosiding FMIPA Univ. Patimura 2013. ISBN 978-602- 97522-0-5. Jurusan Biologi. Fakultas MIPA. Unibraw.
 
Amanda, UD. 2017. Pemanfaatan Tanaman Refugia untuk Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman Padi. Buletin Ikatan. Vol 7. Nomor 2. 2017
 
Dawati, AR. 2018. Pengendalian OPT dengan Tanaman Refugia di Lahan Sawah. Pelatihan Dasar Penyuluh Ahli Angkatan V. BBPP Binuang.
 
Erdiansyah, I dan Putri SU. 2017. Optimalisasi Fungsi Bunga Refugia Sebagai Pengendalian Hama Tanaman Padi (Oryza sativa). Seminar Nasional Hasil Penelitian. ISBN: 978- 602-14917-5-1
Hadi M dan Aminah, 2012. Keanekaragaman Serangga dan Perannya di Ekosistem Sawah. Jurnal Sains dan Matematika. Vol 20 (3). Hal 54 – 57.
 
Kurniawati Nia dan Martono Edhi. 2015. Peran Tumbuhan Berbunga Sebagai Media Konservasi Artropoda Musuh Alami. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia. Vol 19 (2) 53 – 59.
 
Meilin, A dan Nasamsir. 2016. Serangga dan Perannya Dalam Bidang Pertanian dan Kehidupan. Jurnal Media Pertanian. Vol 1(1); (12-28)