PPID Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang

Manfaat Arang Sekam Padi




Arang sekam didapatkan dari proses pembakaran sekam padi dengan teknik pembakaran tidak sempurna. Sekam padi sendiri didapatkan dari kulit padi yang telah mengalami penggilingan memisahkan antara beras dan kulit padinya. Pembakaran sekam padi dengan tujuan untuk meningkatkan kandungan karbon dan unsur hara dalam sekam padi. Arang sekam atau sekam bakar yang memiliki kandungan karbon tinggi, banyak digunakan untuk membuat tanah menjadi lebih gembur, meningkatkan unsur hara dalam tanah, juga akan meningkatkan daya serap dan daya ikat tanah terhadap air
 
 
Ketersediaan unsur hara, daya serap terhadap air dan kemampuan menjaga kelembaban akar, adalah faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam memilih media tanam.
 
 
Media tanam tanah adalah pilihan utama bagi para petani dalam bercocoktanam. Pengolahan tanah yang baik dan berkelanjutan dengan perbaikan terhadap kandungan unsur hara dalam tanah, menjadikan tanah memiliki daya dukung yang baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.  
 
 
Sekam padi merupakan lapisan keras yang membungkus kariopsis butir gabah, terdiri atas dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan gabah, sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Dari proses penggilingan gabah akan dihasilkan 16,3-28% sekam. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak,dan energi.
 
 
Arang sekam didapatkan dari proses pembakaran sekam padi dengan teknik pembakaran tidak sempurna. Sekam padi sendiri didapatkan dari kulit padi yang telah mengalami penggilingan memisahkan antara beras dan kulit padinya. Pembakaran sekam padi dengan tujuan untuk meningkatkan kandungan karbon dan unsur hara dalam sekam padi. Arang sekam atau sekam bakar yang memiliki kandungan karbon tinggi, banyak digunakan untuk membuat tanah menjadi lebih gembur. Arang sekam kaya akan kandungan karbon, dimana unsur karbon sangat diperlukan dalam membuat kompos. Dari beberapa penelitian diketahui juga kemampuan arang sekam sebagai absorban yang bisa menekan jumlah mikroba patogen dan logam berbahaya dalam pembuatan kompos. Sehingga kompos yang dihasilkan bebas dari penyakit dan zat kimia berbahaya.
 
 
Memanfaatkan arang sekam untuk meningkatkan unsur hara dalam tanah, juga akan meningkatkan daya serap dan daya ikat tanah terhadap air. Sehingga kelembaban pada akar tanaman akan terjaga dengan baik. Proses pembakaran tidak sempurna pada sekam padi, dilakukan untuk menjaga kandungan hara dalam sekam. Banyak petani yang salah dalam melakukan proses pembakaran sekam, sehingga hasil yang didapatkan justru adalah abu dari hasil pembakaran.
 
 
Arang sekam merupakan hasil pembakaran dari sekam padi dengan warna hitam banyak digunakan sebagai media hidroponik secara komersial di Indonesia Berdasar analisis Japanese Society for Examining Fertilizer and Fodders, komposisi arang sekam paling banyak mengandung SiO2 yaitu 52 % dan unsur C sebanyak 31 %. Komposisi lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO dan Cu dalam jumlah yang sangat kecil, juga mengandung bahan-bahan organik, arang sekam mengandung N 0,32 %, P 0,15 %, K 0,3 1, Ca 0,96 %, Fe 180 ppm, Mn 80,4 ppm, Zn 14,10 ppm dan pH 6,8. Karakteristik lain dari arang sekam adalah ringan (Berat Jenis 0,2 kg/l), kasar sehingga sirkulasi udara tinggi, kapasitas menahan air tinggi, berwarna kehitaman sehingga dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan efektif.
 
 
pH sekam bakar antara 8.5 - 9. pH yang tinggi ini dapat digunakan untuk meningkatkan pH tanah asam. PH tersebut memiliki keuntungan karena dibenci gulma dan bakteri. Peletakan sekam bakar pada bagian bawah dan atas media tanam dapat mencegah populasi bakteri dan gulma yang merugikan. Sekam bakar memiliki kemampuan menyerap air yang rendah dan porositas yang baik. Sifat ini menguntungkan jika digunakan sebagai media tanam karena mendukung perbaikan struktur tanah karena aerasi dan drainase menjadi lebih baik.
 
 
Dilihat dari komposisi kimia, arang sekam memiliki unsur silica yang cukup tinggi. bahwa Silika (Si) merupakan unsur yang tidak penting untuk tanaman. Walaupun bukan merupakan hara tanaman, Si sering dapat menaikan produksi tanaman karena dapat memperbaiki sifat fisik tanaman dan berpengaruh terhadap kelarutan P dalam tanah. Apabila SiO2 kurang dari 5%, maka tegak tanaman tidak kuat dan mudah roboh. Sehingga penambahan arang sekam secara tidak langsung dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil dari suatu tanaman
 
 
Sekam tersusun dari palea dan lemma (bagian yang lebih lebar) yang terikat dengan struktur pengikat yang menyerupai kait. Sel-sel sekam yang telah masak mengandung lignin dan silica dalam konsentrasi tinggi. Kandungan silica diperkirakan berada dalam lapisan luar sehingga permukaannya keras dan sulit menyerap air, mempertahankan kelembaban, serta memerlukan waktu yang lama untuk mendekomposisinya. Silica sekam dalam bentuk tridymite dan crytabolalite yang mempunyai potensi sebagai bahan pemucat minyak nabati. Pengarangan adalah proses pembakaran dengan oksigen terbatas. Pengarangan ini dimaksud untuk memudahkan panggunaan dan pemanfaaatannya untuk tahapan lebih lanjut.
 
 
Arang sekam mempunyai beberapa kegunaan lain, di antaranya :
1. Mempertahankan kelembaban: apabila arang ditambahkan ke dalam tanah akan dapat mengikat air dan melepaskannya jika tanah menjadi kering.
 
2. Mendorong pertumbuhan (proliferation) mikroorganisme yang berguna bagi tanah dan tanaman,
 
3. Penggembur tanah: menghindari pengerasan tanah karena sifatnya yang ringan.
 
4. Pengatur pH: arang dapat mengatur pH dalam situasi tertentu.
Menyuburkan tanah: kandungan mineral arang adalah hara bagi tanaman.
 
 
Referensi :
www. Arang sekam untuk perbaiki sifat tanah Ensiklopedia Indonesia.html
www. Cara membuat arang sekam padi - Alamtani.html
www.Fungsi dan Kandungan Arang Sekam Sekam Bakar [Note] - GagasPertanian.com.
Peluang Agribisnis Arang Sekam. Balai Penelitian Pascapanen Pertanian